Sosialisme Indonesia

Jadi ceritanya sekarang saya sedang mulai membaca buku DN Aidit yang berjudul Sosialisme Indonesia dan Syarat-Syarat Pelaksanaannya. Dapat hasil reproduksi dari seorang pedagang buku di Facebook bernama Mijilnya Gieb. Awalnya sih semata-mata penasaran karena ada yang mengatakan di buku ini dapat dilihat makna Sosialisme menurut pemahaman salah satu pentolan Partai Komunis Indonesia. Sosialisme dan Komunisme bagi saya memang sangat asing. Bagi otak saya ketika SMA, Komunisme identik dengan Atheisme. Sosialisme? Bukan sesuatu yang familiar.

Saya baru membaca sekitar 15 halaman dari buku Sosialisme Indonesia. Sosialisme di Indonesia merupakan salah satu cita-cita Bung Karno bagi bangsa Indonesia. Cita-cita yang ternyata mengalami distorsi, keadaan yang tidak hanya terjadi di Indonesia. Itulah sebabnya kenapa Marx dan Engels menggunakan Komunisme untuk menjadi judul tulisan mereka dan bukan Sosialisme.

Manifesto Komunisme dan bukan Manifesto Sosialisme disebabkan pada tahun 1847 terdapat kaum Sosialis yang mengikuti sistem utopia ajaran Robert Owen dan Charles Fourier, yang pada saat itu telah merosot kondisinya menjadi hanya semacam sekte. Mereka adalah orang-orang yang ingin mencapai cita-cita sosialisme dengan tanpa sedikitpun kehilangan laba. Di pihak lain, terdapat kelompok pekerja yang menginginkan penyusunan ulang kelas-kelas di masyarakat secara radikal. Pada 1847, sosialisme adalah gerakan yang terhormat dan identik dengan kaum borjuis sementara komunisme gerakan kaum pekerja yang meyakini perubahan tidak cukup hanya di bidang politik.

Senada dengan yang diceritakan oleh Marx dan Engels, di Indonesia terdapat pula perusakan makna atau pemalsuan identitas terhadap sosialisme. Satu hal yang ditekankan Aidit di buku ini adalah bahwa cita-cita sosialisme di Indonesia hanya bisa diciptakan oleh masyarakat Indonesia sebab sejatinya hanya mereka yang bisa menciptakan sejarah masyarakat Indonesia.

saya berharap tulisan ini bisa berlanjut sampai khatam

Leave a comment